Senin, 24 Januari 2011

TENTANG PENGAJIAN RINUR





KOMENTAR PENASEHAT RISNUR TENTANG PENGAJIAN

Semakin kurangnya tingkat intensitas keminatan, kehadiran, dan kemauan remaja islam terhadap pengaajian RISNUR (Remaja Islam Nurrussholah) terutama lingkungan setempat

Oleh : mohamad jumasri

Dilihat dari sejarahnya Risnur mengalami pasang-surut selama perjalannya, tetapi Risnur mengalami suatu intensitas yang tinggi seperti program kerja yang berjalan dan pengrekrutan anggota yaitu pada akhir tahun 80an sampai akhir 90an, menurut Takbir Supriadi yang merupkan penasehat Risnur ditemui didepan masjid nurrussholah, sabtu (19/07),” pada waktu itu masih pada bujang, masih belajar, selalu bersatu mengadakan kerja bakti, olahraga sepak bola, pengajian Al-quran setelah sholat shubuh, pernah megikuti long march jakarta-bogor dan sering mengikuti hari-hari besar islam di warakas”,” pada waktu itu yang sebagai penggerak atau motornya adalah aman, wiwid, dado, kusuma dan rudy”,” pengrekrutan keanggotaan dengan cara menarik kembali remaja atau pemuda dari rumah ke rumah untuk mengikut kegiatan terutama pengajian”, ujarnya.

Hal ini diperkuat pernyataan dari Rahidi mantan ketua Risnur yang sekarang menjabat sebagai penasehat Risnur di temui setelah pengajian Gapura-in di masjid Nurrssholah, sabtu (19/07),” kegiatannya yaitu buang sampah yang hasil kecrekannya sebagian besar dananya dimasukan kekas, sepak bola yang di motori oleh Alm. misran noor yang dulu awalnya bernama putra samudra, sosial dimotori oleh bapak Kusuma Wijaya dan pendidikan dimotori oleh Rachmad Kamal, Sumarti dan Dasmuri ”,” pengrekrutan keanggotaan itu datang sendiri tetapi ada dua kemungkinan yaitu murni untuk ngaji atau untuk ajang nyari jodoh “, ujarnya.

Dalam halini Pasti semua organisasi mengalami pasang-surut, sekarang ini Risnur mengalami surut pada masa jabatan Ibnu Hairil dalam hal keanggotaan, kehadiran, keminatan dan kemauan mengaji. dari minggu ke minggu pertemuan pengajian Risnur mengalami kesurutan dalam hal kehadiran, dalam permasalah Risnur ini penasehat Risnur akhirnya angkat bicara.

Menurut Hanung Sarjita di temui setelah pengajian Gapura-in di masjid Nurrussholah, sabtu (19/07),” dalam pengurus sendiri harus mawas diri, kepengurusan ini kurang kompak harus di kompakkan lagi, mencari permasalahnnya, harus disemangati lagi dan tidak pentingnya website sendiri jika tidak ada pengajian buat apa website, yang penting kualitas,ukhuwah dan semangat ”,” ajak rekan-rekan untuk mengaji ibarat air netes kebatu akan terkikis “,ujarnya

Sama halnya menurut Abdurachman CH. Penasehat Risnur dan juga mantan ketua Rsnur di temui di tempat yang sama, sabtu (19/07),” kurang gencar memasarkannya jika Risnur diibaratkan barang harus gencar memasarkannya disini Risnur dianalogikan sebagai produk berarti Risnur itu sendiri kemasannya harus berubah dan wawasan pengurusnya hurus bertambah dan sharing antara pengurus dengan penasehat Risnur itu sendiri “,” hindari gesekan terhadap permasalah seniornya yaitu seperti forum musyawarah “,” dan seberapa jauh kita memahami Islam dan seberapa tahu tentang literatur islam itu sendiri “, ujarnya

Sedangkan Rahidi di temui di tempat yang sama, sabtu (19/07),” ukhuwah islam itu sebagai dasar “,” hati nurani tujuannya dan motivasi apa untuk ikut pengajian “, ujarnya. “Risnur itu ditakutkan tudak menjadi organisasi keislaman seperti halnya karang taruna dan pemuda pancasila ”, ujar Abdurahman CH. Ditemui di tempat yang sama dan hal ini juga diperkuat pernyataan Anung sarjita, sabtu (19/07),” harus memahami islam itu apa ? jika itu tidak tahu akan hilang identitasnya dan diibaratkan islam itu seperti KTP”,ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar